I’tikaf dalam pengertian bahasa berarti berdiam
diri yakni tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam pengertian syari’ah
agama, I’tikaf berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang
disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan
suci Ramadhan, dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk
mengharapkan datangnya Lailatul Qadr. Dalam hal ini Rasulullah saw.
bersabda :.
” Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah
saw. biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.”
(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Waktu I’tikaf.
Hikmah Ber-I’tikaf .
1. Menurut mazhab Syafi’i I’tikaf dapat
dilakukan kapan saja dan dalam waktu apa saja, dengan tanpa batasan
lamanya seseorang ber-I’tikaf. Begitu seseorang masuk ke dalam masjid
dan ia niat I’tikaf maka syahlah I’tikafnya.
2. I’tikaf dapat dilakukan selama satu bulan
penuh, atau dua puluh hari. Yang lebih utama adalah selama sepuluh hari
terakhir bulan suci Ramadhan sebagaimana dijelaskan oleh hadist di atas.
1. Mendidik diri kita lebih taat dan tunduk kepada Allah.
2. Seseorang yang tinggal di masjid mudah untuk
memerangi hawa nafsunya, karena masjid adalah tempat beribadah dan
membersihkan jiwa.
3. Masjid merupakan madrasah ruhiyah yang sudah
barang tentu selama sepuluh hari ataupun lebih hati kita akan terdidik
untuk selalu suci dan bersih.
4. Tempat dan saat yang baik untuk menjemput datangnya Lailatul Qadar.
5. I’tikaf adalah salah satu cara untuk meramaikan masjid.
6. Dan ibadah ini adalah salah satu cara untuk menghormati bulan suci Ramadhan.
0 comments:
Post a Comment