Banyak hal di dunia ini yang tidak semuanya bisa kita
lakukan sendiri. Kita pasti butuh pertolongan dari orang lain. Apalagi
masalah akhirat, Allah lah
yang bisa menolong kita. Makanya Islam mengajarkan agar kita berdoa.
Allah Ta’ala berfirman,
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)
1. Ikhlas
Keikhlasan merupakan poros semua amalan dan ibadah, termasuk dalam
berdoa. Doa orang yang ikhlas, akan lebih didengar dan diperhatikan
oleh Allah. Allah Subhanahu wa ta’alla berfirman,
“ Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Ghafir : 14).
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata, “Ar-Rabii’ datang
kepada ‘Alqamah pada hari jumat dan jika saya tidak ada dia akan
memberikan kabar kepada saya, lalu ‘Alqamah bertemu dengan saya dan
berkata, ‘Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii’?’ Dia
menjawab, ‘Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan?
Karena Allah tidak menerima kecuali doa yang ikhlas.’ Saya berkata,
‘Bukankah itu telah dikatakannya?’ Dia berkata, ‘Abdullah mengatakan
bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum’ah,
riya’, dan main-main, tetapi Allah menerima doa orang yang berdoa dengan
ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR. Bukhari)
2. Tidak berdoa untuk sesuatu yang dosa dan memutus silaturahim
Dari Abu Said, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak
mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen)
melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera
mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat
kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak
berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah
nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad, derajat hasan)
Kata Syaikh Al-Mubarakfuri yang dimaksud “tidak berdoa untuk sesuatu
yang berdosa” artinya berdoa untuk kemaksiatan seperti, “Ya Allah,
takdirkan aku untuk bisa membunuh si fulan”, sementara si fulan itu
tidak berhak dibunuh atau “Ya Allah, berilah aku rizki untuk bisa minum
khamr”. Atau berdoa untuk memutus silaturahim. Suatu contoh, “Ya Allah,
jauhkanlah aku dari bapak dan ibuku serta saudara-saudaraku”. Doa
tersebut merupakan bentuk pengkhususan terhadap yang umum. Imam Al-Jazri
menjelaskan bahwa memutus silaturahim bisa berupa tidak saling menyapa,
saling menghalangi, dan tidak berbuat baik dengan semua kerabat dan
keluarga.
3. Hendaknya makanan dan pakaian dari yang halal dan bagus
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam menyebutkan, “ Seorang lelaki yang lusuh
lagi kumal karena lama bepergian mengangkat tangan ke langit
tinggi-tinggi dan berdoa, ‘Ya Rabbi, ya Rabbi sementara makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dagingnya tumbuh dari
yang haram, maka bagaimanakah doanya bisa terkabulkan ?” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud lama bepergian dalam
rangka beribadah kepada Allah seperti haji, ziarah, silaturahim dan yang
lainnya. Wuzzz….ngeri kan. Yang bepergian untuk kebaikan aja
bisa ditolak, apalagi yang berbuat maksiat. Makanya jaga diri dari
makanan, minuman, pakaian haram serta jauhi perbuatan yang tidak disukai
Allah.
4. Tidak tergesa-gesa dalam menunggu terkabulnya doa
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam bersabda, “Akan dikabulkan permintaan seseorang di
antara kamu selagi tidak tergesa-gesa, yaitu ia mengatakan, ‘Saya telah
berdoa tetapi belum dikabulkan’.” (Mutaffaqun ‘alaih)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‘Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan’, yaitu seseorang bosan berdoa
lalu meninggalkannya, seakan-akan mengungkit-ungkit dalam doanya atau
mungkin dia berdoa dengan baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap
bakhil dalam doanya dan menyangka Allah tidak mampu mengabulkan doanya,
padahal Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah
habis pemberian-Nya.”
Syaikh Al-Mubarafakturi menjelaskan bahwa Imam Al-Madzhari berkata,
“Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan
sebab doa adalah ibadah, baik dikabulkan atau tidak, seharusnya
seseorang tidak boleh bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi
belum waktunya doa itu dikabulkan karena segala sesuatu telah
ditetapkan waktu terjadinya. Sehingga, segala sesuatu yang belum
waktunya tidak akan mungkin terjadi.
Atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan dengan tujuan
Allah mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh jadi doa tersebut
tertunda pengabulannya agar orang tersebut rajin berdoa. Sebab Allah
sangat senang terhada orang yang rajin berdoa, karena doa memperlihatkan
sikap yang rendah diri, menyerah, dan merasa membutuhkan Allah. Orang
yang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan begitu pula
orang yang sering berdoa akan dikabulkan doanya.
Allah berfirman,
“Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu.” (QS. Ghafir : 60)
Banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan, seandainya ayat
tersebut sesuai dengan zhahirnya (tekstualnya) pasti tidak mungkin doa
tersebut ditolak. So, lalu apa maksudnya ?
Dari ‘Ubadah bin Shamit, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa
memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti akan mengabulkan atau
menghilangkan daripadanya keburukan yang semisal.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)
5. Hendaknya berdoa dengan hati yang khusyu’ dan yakin doanya pasti akan dikabulkan
Allah Ta’ala berfirman,
“Berdoalah kepada Rabb-mu dengan tadharru (berendah diri) dan suara yang lembut” (QS Al-A’raf : 55)
Dari Abdullah bin ‘Amr, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati itu laksana wadah dan sebagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya.
Apabila kalian memohon kepada Allah maka mohonlah kepada-Nya sedangkan
kamu merasa yakin akan dikabulkan, karena sesungguhnya Allah tidak akan
mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR Ahmad)
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Dan kalian yakin akan dikabulkan” adalah pengharusan. Artinya,
berdoalah sementara kalian bersikap dengan sifat yang menjadi sebab
terkabulnya doa. Imam Al-Madzhari menjelaskan bahwa hendaknya orang yang
berdoa merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya.
Sedangkan yang dimaksud “hati yang lalai” adalah hati yang berpaling dari Allah atau berpaling dari yang dimintanya.
Seandainya ada yang mengatakan, sebagian ada doa yang terkabul dan
sebagian yang tidak maka bagaimana kita bisa yakin? Jawabannya, bahwa
orang yang berdoa pasti akan dikabulkan dan permintaannya pasti akan
diberikan kecuali bila dalam catatan azali Allah doa tersebut tidak
dikabulkan. Akan tetapi, mungkin dia akan dihindarkan dari musibah
semisalnya, diganti pahala, atau ditinggakan derajat di akhirat.
6. Memanfaatkan waktu yang utama untuk berdoa
Allah menciptakan waktu dengan kemuliaan yang berbeda-beda. Itulah
sebabnya Allah bersumpah atas keberadaan jenis waktu yang berbeda. Ada
waktu demi masa, demi waktu dhuha, demi malam, demi siang, dsb. Adapun
waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa di antaranya :
- Sepertiga malam terakhir
- Tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
- Setiap selesai shalat fardhu
- Pada saat perang berkecamuk
- Sesaat pada hari jumat
- Pada waktu bangun tidur pada malam hari bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan berdzikir pada Allah
- Di antara adzan dan iqomah
- Pada waktu sujud dalam shalat
- Saat sedang turun hujan
- Saat ajal tiba
- Malam lailatul qadr
- Pada hari arafah
Terakhir, janganlah bersedih atau kecewa bila doa kita belum terkabul.
Yang pasti jangan putus asa untuk selalu berdoa. Yakinlah bahwa
Allah SWT tak pernah salah, dan tahu yang terbaik untuk kita.
Walluhu'alam....
0 comments:
Post a Comment